Cegukan atau singultus adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan
bunyi ‘hik’ tanpa disengaja. Cegukan dapat terjadi selama beberapa detik atau
menit (sementara) hingga lebih dari 48 jam (berkepanjangan). Tiap orang pernah
mengalami kondisi ini, termasuk bayi dan anak-anak.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg65Z5DLDvoEuOTfQu8bB0HJPJ-JYHAAo_W_epw9DZ6UmhcS9H96kAQkNZfJdawB5QW2k1wi7xvPbgB18daoWImbFAG83ye_IeMlxkMEyl_er2FEeooDSNKX14AgDxFZeAjn2CRx_guqkQ/s200/cegukan.png)
Cegukan terjadi ketika otot yang memisahkan perut dan dada (diafragma)
berkontraksi tanpa disengaja. Diafragma memiliki peranan penting dalam sistem
pernapasan manusia. Hal ini dikarenakan tubuh bergantung pada kontraksi dan
pergerakan diafragma agar proses pernapasan berlangsung normal.
Saat menarik napas, otot diafragma akan turun (kontraksi) dan akan
naik kembali (relaksasi) saat kita menghembuskan napas. Dalam cegukan, otot
diafragma akan berkontraksi secara tiba-tiba, dan menyebabkan udara terlalu
cepat masuk ke dalam paru-paru, sehingga katup saluran pernapasan menutup dan
menimbulkan suara ‘hik’.
Baca Juga :
Hidup Sehat | Mata | Kolesterol | Jantung | Kecantikan |
Kontraksi dari otot diafragma yang tiba-tiba ini dapat dipicu oleh
berbagai hal, baik yang berlangsung hanya sementara atau berkepanjangan.
Cegukan yang bersifat sementara dapat dipicu oleh beberapa kondisi, seperti
makanan pedas, minuman berkarbonasi dan beralkohol, mengunyah atau mengisap
permen, merokok, serta makan terlalu banyak atau terlalu cepat. Selain itu,
perubahan suhu secara tiba-tiba, sedang merasa gugup, terlalu bersemangat, atau
stres juga dapat memicu cegukan yang bersifat sementara.
Untuk cegukan berkepanjangan yang berlangsung selama lebih dari 2 hari
dapat dipicu oleh:
Gangguan sistem pencernaan, seperti gastritis, tukak lambung,
pankreatitis, kanker pankreas, kanker lambung, penyakit radang usus,
penyumbatan usus, atau radang hati.
Gangguan saraf, misalnya akibat peradangan saluran napas, dan tumbuh
tumor atau kista di leher.
Gangguan pada otak, seperti stroke perdarahan, radang dan infeksi
otak, tumor otak, multiple sclerosis, dan hidrosefalus.
Gangguan di rongga dada, misalnya pneumonia, tuberkulosis, asma,
bronkitis, cedera pada dada, dan emboli paru.
Gangguan jantung, contohnya serangan jantung dan peradangan selaput
jantung.
Gangguan mental, misalnya anoreksia dan skizofrenia.
Selain kondisi medis di atas, cegukan berkepanjangan juga dapat
terjadi akibat efek samping penggunaan obat-obatan, di antaranya:
Obat bius.
Obat penenang, seperti diazepam.
Obat kemoterapi, seperti carboplatin.
Methyldopa.
Dexamethasone.
Diagnosis Cegukan
Cegukan yang bersifat sementara akan hilang dengan sendirinya tanpa
pemeriksaan atau penanganan lebih lanjut. Sementara, cegukan yang
berkepanjangan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebabnya.
Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, terutama
pemeriksaan saraf terkait keseimbangan dan koordinasi, kekuatan otot, refleks,
saraf sensorik, dan penglihatan.
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mencari penyebab
cegukan, yaitu:
Tes darah, untuk melihat tanda infeksi sebagai pemicu cegukan.
Tes pencitraan, untuk mendeteksi adanya kelainan yang memengaruhi
saraf. Beberapa jenis tes pencitraan yang dapat dilakukan, yaitu foto Rontgen,
CT scan, atau MRI.
Endoskopi, untuk melihat kondisi kerongkongan atau saluran pernapasan.
Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa kondisi jantung.
Cegukan yang berlangsung sementara dapat hilang dengan sendirinya
tanpa penanganan secara khusus. Beberapa cara dapat dilakukan untuk
meredakannya lebih cepat, seperti:
Mengonsumsi air hangat dan madu
Berkumur
Menahan napas
Mengambil napas dalam
Bernapas menggunakan kantong kertas
Mengonsumsi jahe segar
Mengisap potongan lemon
Minum air Putih sambal menutup Hidung
Penanganan khusus perlu dilakukan jika cegukan berlangsung lama atau
disebabkan oleh suatu penyakit. Penanganan untuk cegukan berkepanjangan dapat
dilakukan melalui pemberian obat baclofen, chlorpromazine, metoclopramide,
gabapentin, atau scopolamine untuk menenangkan diafragma. Jika pemberian obat
di atas belum dapat mengatasi cegukan, maka dokter akan menyuntikkan obat bius
langsung ke saraf yang mengendalikan kontraksi diafragma.
Untuk cegukan yang tidak dapat ditangani dengan pemberian obat, maka
dokter akan memberikan rangsangan listrik pada saraf di sekitar leher dengan
menggunakan alat khusus. Dan perlu diingat, cegukan akibat suatu penyakit, maka
diperlukan penanganan terhadap penyakit tersebut.
Komplikasi yang dapat timbul akibat cegukan, yaitu:
Rasa tidak nyaman
Kurang tidur
Sulit saat mengonsumsi makanan
Penyakit refluks asam lambung (GERD)
Alkalosis
Jika
Artikel ini Bermanfaat
Silahkan
Bagikan Ke Keluarga atau Teman
Kamu
karena
"BERBAGI
ITU INDAH"
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
ReplyDeletemampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia