Tubuh langsing dengan perut rata, banyak menjadi impian. Kelebihan
berat badan atau perut yang buncit, seringkali membuat perut terasa kembung,
susah bergerak, hingga sering disangka sedang hamil. Belum lagi, muncul
berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes dan kolesterol tinggi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJfS4q7K1JOpnxtOCYZ2-EYZnRa5Onr7m5t3t1rNsaB_6-aM0a-8zM7KP0r2NtgdCQdbC8aQi-eVYYMmw2-493YZ9hvzrTVECT3GAfFD7ODrUlrsy9V812LKVERF6-aUT0Ej2GrjJYUXo/s200/pelangsing.png)
Di bawah ini beberapa jenis obat pelangsing perut yang banyak dijual
di pasaran:
Obat penghambat penyerapan lemak
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan
lemak di dalam tubuh. Akibatnya lemak akan bergerak ke usus dan langsung
dikeluarkan dari tubuh saat buang air besar. Obat ini bisa menimbulkan efek
samping berupa sakit perut, gatal, ruam, sesak napas, tinja berminyak, bahkan
sampai menyebabkan kerusakan pada organ hati.
Obat penurun nafsu makan
Obat pelangsing jenis ini bekerja dengan cara menurunkan nafsu makan,
dengan tujuan agar konsumsi makanan akan berkurang dan berat badan bisa menyusut.
Obat ini cukup berbahaya bagi penderita diabetes, karena bisa menyebabkan efek
samping berupa sakit kepala, sakit punggung, batuk, tubuh terasa lelah, dan
kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
Baca Juga :
Hidup Sehat | Mata | Kolesterol | Jantung | Kecantikan |
Pencahar
Obat pelangsing tipe pencahar bekerja dengan cara merangsang usus
untuk bergerak lebih aktif dalam mengolah makanan, sehingga menyebabkan
frekuensi buang air besar Peningkatan frekuensi buang air besar setelah
mengonsumsi obat pelangsing ini diharapkan bisa membantu menurunkan berat badan
dengan cepat, mudah, dan murah.
Mempertimbangkan Faktor Keamanan Obat Pelangsing
Sebelum ikut-ikutan mengonsumsi obat pelangsing perut, ada baiknya
Anda cari tahu mengenai faktor keamanan obat pelangsing.
Mengonsumsi obat pelangsing perut dikhawatirkan dapat memengaruhi
kondisi jantung, karena obat tersebut sering kali mengandung stimulan yang
mempercepat metabolisme. Sebagai akibatnya, obat pelangsing perut dapat
meningkatkan denyut jantung. Bahkan detak jantung menjadi tidak beraturan pada
orang yang rentan terkena gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium.
Anda juga berisiko kekurangan asupan vitamin larut lemak (vitamin A,
D, E, dan K) di dalam tubuh, bila mengonsumsi obat pelangsing perut yang
menghambat penyerapan lemak.
Meski begitu, bukan berarti obat pelangsing perut aman dan boleh
langsung dikonsumsi. Jika Anda ingin minum obat pelangsing, sebaiknya
konsultasikan ke dokter agar dokter mengevaluasi manfaat obat dan
membandingkannya dengan risiko jangka panjang terlebih dulu, sebelum dikonsumsi.
Sebagian orang yang kemungkinan disarankan menggunakan obat pelangsing
dengan pengawasan dokter, antara lain:
memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih,
memiliki IMT 27 atau lebih, tapi berisiko terkena penyakit terkait
obesitas, seperti diabetes tipe 2 atau tekanan darah tinggi,
berat badan tidak turun 0,45 kg dalam seminggu setelah enam bulan
rutin olahraga dan menjaga pola makan.
Jika lain kali Anda melihat ada obat pelangsing perut di apotek,
supermarket, toko kesehatan online, atau di mana pun, jangan langsung tergoda
membelinya.
0 comments:
Post a Comment