Penyakit mata kering adalah kondisi saat mata tidak mendapat pelumasan
yang memadai dari air mata. Kondisi ini membuat mata tidak bisa menghilangkan
debu atau benda asing yang mengganggu mata. Akibatnya, mata terasa sangat tidak
nyaman.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVnOipIUoVoGfwia4umQurDYsOx7ScKv0Ry9hfIhurAEHfoOyGsEKjDYfbqZRYEYMo0RbUoQQXMkiEDVHEChnGyz5s5Pk9CJBigQh_gd8PBuMB9Otc2XcPnuAw6v2upjoL3G9vyJ6sJho/s200/mata+kering.png)
Gejala yang umumnya dialami penderita mata kering meliputi:
Mata merah.
Mata terasa panas.
Mata seperti berpasir dan kering.
Mata berair karena respon tubuh terhadap iritasi pada mata kering.
Sensitif terhadap sinar matahari.
Penglihatan buram
Sulit membuka mata saat ketika bangun tidur, karena kelopak mata atas dan
bawah menempel.
Terdapat lendir di dalam atau sekitar mata.
Memiliki kesulitan saat memakai lensa kontak atau berkendara di malam
hari.
Gejala mata kering dapat semakin parah saat penderita berada dalam
kondisi tertentu, misalnya bekerja dengan melihat layar komputer selama be-jam,
terlalu lama berada di lingkungan yang udaranya kering, atau membaca buku dalam
waktu lama
Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab mata kering, yaitu:
Produksi air mata berkurang. Kondisi ini timbul karena usia tua, penyakit
tertentu (misalnya diabetes, rheumatoid arthritis, lupus, skleroderma, sindrom
Sjogren, gangguan hormon tiroid, kekurangan vitamin A), konsumsi obat-obatan
tertentu (misalnya antihistamin, dekongestan, antidepresan, obat hipertensi,
obat jerawat, obat penyakit Parkinson, atau obat terapi pengganti hormon), kerusakan kelenjar air mata karena
radiasi atau akibat operasi laser mata.
Komposisi air mata tidak seimbang. Air mata terdiri dari 3 komposisi,
yaitu minyak, air, dan lendir, dengan komposisi tertentu. Ketika komposisi ini
berubah, misalnya karena sumbatan kelenjar minyak, blefaritis, atau rosacea, dapat
mengakibatkan mata kering.
Di samping beberapa penyebab mata kering tersebut, risiko mengalami mata
kering pada seseorang juga akan semakin besar jika:
Usia di atas 50 tahun. Semakin tua usia, produksi air mata cenderung
berkurang.
Mengalami perubahan hormon. Kondisi ini sering terjadi pada wanita yang
mengalami perubahan hormon karena kehamilan, konsumsi pil KB, serta menopause.
Pola makan dengan kandungan vitamin A yang rendah.
Memakai lensa kontak.
Mengukur tingkat kekeringan pada mata dengan cara menempelkan potongan
kertas khusus yang dapat menyerap cairan di kelopak mata bagian bawah selama 5
menit. Mata tergolong sebagai mata kering jika ukuran kertas yang basah kurang
dari 10 milimeter dalam waktu 5 menit.
Untuk mengetahui kondisi permukaan mata, maka tes menggunakan tetes mata
mengandung pewarna khusus (tes pewarna fluorescein) dapat dilakukan. Setelah
memberi tetes mata pada pasien, dokter dapat melihat pola perubahan warna pada
mata untuk mengetahui seberapa cepat mata menjadi kering. Tes pewarna
fluorescein ini juga dapat menunjukkan area yang mengalami kerusakan pada
permukaan mata.
Untuk melihat kerusakan permukan bola mata juga dapat dilihat melalui tes
lissamine green atau pewarna khusus dalam sebuah kertas. Selanjutnya, kertas
tersebut akan dibasahi dengan larutan saline dan ditempelkan ke permukaan mata.
Melalui pola warna yang menempel pada permukaan bola mata, dokter dapat melihat
tanda awal kerusakan pada mata. Selain pemeriksaan mata, pemeriksaan fisik
secara keseluruhan juga akan dilakukan untuk mencari penyebab mata kering,
Selain itu, upaya lain juga bisa dilakukan di rumah untuk meredakan
gejala atau mencegah sindrom mata kering, yaitu:
Melindungi mata dari lingkungan yang menyebabkan mata kering, seperti
cuaca berangin, panas, berasap, atau berdebu. Hindari lingkungan tersebut atau
gunakan kacamata sebagai pelindung, serta gunakan pelembab atau penyaring udara
di dalam ruangan.
Menghindari pemakaian riasan pada mata.
Berhenti merokok.
Mengatur lama kerja di depan layar komputer.
Menjaga kebersihan mata dengan menggunakan kompres hangat pada kelenjar
di sektar mata, dan menghilangkan kotoran atau minyak pada kelopak mata.
Banyak mengonsumsi asam lemak omega-3 yang dapat memperbaiki kondisi mata
kering. Omega-3 banyak terdapat pada beberapa jenis ikan, seperti makarel,
tuna, sardine, atau salmon.
Jika penanganan di rumah belum berhasil, maka dokter dapat melakukan
beberapa pilihan terapi, antara lain:
Obat-obatan. Salah satu obat yang biasa diberikan untuk mengatasi mata
kering adalah obat antibiotik untuk meredakan peradangan di ujung kelopak mata
dan obat penekan imunitas tubuh (misalnya ciclosporine atau kortikosteroid) yang
berkhasiat mengurangi peradangan pada kornea mata. Kendati demikian, konsumsi
obat kortikosteroid dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping. Sedangkan
untuk mendorong produksi air mata, maka
dokter dapat memberi obat kolinergik, seperti pilocarpine. Bila mata kering
masih belum teratasi, dokter dapat menyarankan untuk menggunakan tetes mata
yang dibuat dan diproses dari darah orang tersebut (tetes mata serum
autologous).
Lensa kontak khusus. Lensa kontak yang disebut scleral lens ini
dianjurkan dipakai penderita agar bisa melindungi permukaan mata dan
mempertahankan kelembapan mata.
Umumnya, gejala mata kering dapat dikendalikan pasca pengobatan. Namun,
ada juga sebagian penderita yang masih mengalami sindrom mata kering setelah
pengobatan, bahkan keluhan tersebut menetap seumur hidup.
Sindrom mata kering juga
menimbulkan kesulitan pada penderitanya dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, seperti membaca atau mengemudikan kendaraan.
0 comments:
Post a Comment